Sunday, April 23, 2023

MEMBACA PERMULAAN



A. Membaca Permulaan

Membaca permulaan merupakan salah satu upaya untuk memberikan dan menerampilkan anak pada sejumlah pengetahuan dengan keterampilan khusus dalam rangka mengantarkan anak mencapai kemampuan membaca. Membaca permulaan merupakan tahapan proses belajar membaca bagi siswa sekolah dasar kelas awal. Siswa belajar untuk memperoleh kemampuan dan menguasai teknik-teknik membaca dan menangkap isi bacaan dengan baik. Tujuan untuk pengajaran membaca permulaan pada anak adalah untuk membangkitkan, membina dan memupuk minat anak dalam membaca. Kemampuan membaca permulaan merupakan salah satu penentu keberhasilan dalam kegiatan belajar siswa. Oleh karena itu, guru diharapkan dapat membantu siswa untuk membantu siswa untuk memiliki kemampuan membaca dan menulis di kelas awal.


b. Kemampuan Dasar Membaca Permulaan

Untuk siswa sekolah dasar, ada beberapa kemampuan keterampilan dasar literasi yang baru belajar membaca yaitu:


A.   Pengenalan huruf

Pengenalan huruf pada siswa adalah satu kemampuan dasar literasi, siswa harus tahu bahwa huruf berbeda antara satu sama lain dan mereka harus mampu menyebutkannya serta membunyikannya. Dalam kesempatan ini, siswa diperkenalkan tentang pengenalan huruf dan pengenalan bagaimana membentuknya. Pada kegiatan ini siswa menemukan huruf tertentu. Contoh siswa diajak menemukan huruf ‘a’ kemudian menggunting dan menempelkan gambar sesuai dengan instruksi. Kegiatan ini secara tidak langsung siswa sedang belajar mengenal huruf.

B.     Pengetahuan bunyi


Kemampuan siswa dalam membedakan bunyi sangat penting untuk menunjang kemampuan menulisnya. Siswa perlu memiliki pengetahuan bahwa kata terbentuk dari bunyi yang berbeda. Bermain dengan kartu huruf dapat membantu siswa untuk mengembangkan pengetahuan ini. Berdasarkan kata yang ada di buku besar (Big book) yang digunakan, guru dapat mengambil satu kata dan membuat kartu hurufnya. Siswa dapat bermain kata dengan mengubah huruf depannya. Misalnya huruf ‘b’ pada kata ‘buka’ jika diganti dengan huruf ‘s’ akan berubah menjadi kata ‘suka’. Setelah bermain dengan kartu huruf, siswa bisa menuliskan kata-kata yang sudah dibacanya.



C.     Keterampilan bercerita

Guru dapat menggunakan Big Book untuk membaca cerita sederhana sambil menunjuk gambar. Guru membaca satu kata atau kalimat sederhana, menunjuknya dan siswa mengulangnya. Kata - kata yang ada di dalam Big Book dapat dibahas melalui kartu kata atau permainan lainnya. Contoh : Di hutan ada binatang. Setelah siswa mengenal kata siswa perlu tahu bahwa suatu kata dapat menjadi suku kata. Siswa mengambil satu kartu kata, kemudian siswa diajak untuk bertepuk tangan sebanyak suku kata yang dimiliki oleh kata.


D.     Ketertarikan terhadap buku atau tulisan

Ketertarikan terhadap buku akan memberikan motivasi dan semangat siswa dalam belajar untuk menghasilkan karya yang menarik. Ketertarikan siswa terhadap buku atau tulisan membuat siswa lebih berkonsentrasi terhadap cerita pada suatu bacaan. Salah satu yang dapat digunakan untuk menarik minat membaca siswa yaitu menggunakan media Big Book.


E.     Penguasaan kosa kata

Semakin banyak teks yang dibaca, semakin banyak pula kosakata yang dikuasai siswa. Membacakan buku dengan cerita yang beragam, jenis teks yang berbeda, serta topik yang beragam akan memperkaya pengetahuan siswa tentang kosakata.

c. Metode Pembelajaran Membaca Permulaan

A.     Metode Eja

Pembelajaran membaca dan menulis permulaan dengan metode ini memulai pengajarannya dengan memperkenalkan huruf-huruf secara alfabetis. Sebagai contoh A/a, B/b, C/c, D/d, E/e, F/f, dan seterusnya, dilafalkan sebagai [a], [be], [ce], [de], [ef], dan seterusnya. Setelah melalui tahapan ini, para siswa diajak untuk berkenalan dengan suku kata dengan cara merangkaikan beberapa huruf yang sudah dikenalnya.  Misalnya: b, a, d, u menjadi b-a ba (dibaca atau dieja

/be-a/ [ba ]) d-u [du] (dibaca atau dieja /de-u/ [du]) ba-du dilafalkan /badu.


B.     Metode Bunyi

Metode bunyi merupakan bagian dari metode eja, hanya saja dalam pelaksanaannya metode bunyi melalui proses latihan dan tubian. Contoh metode bunyi: huruf /b/ dilafalkan [eb]/d/ dilafalkan [ed] /e/ dilafalkan [e] dilafalkan dengan e pepet seperti pelafalan /g/ dilafalkan [eg] pada kata benar, keras, pedas, lemah /p/ dilafalkan [ep]. Dengan demikian. Kata nani dieja menjadi: /en-a/ [na]/en-i/ [ni] dibaca [na-ni].


C.     Metode Suku Kata (Silabel)

Proses pembelajaran membaca permulaan dengan metode ini diawali dengan pengenalan suku kata, seperti: /ba, bi, bu, be, bo/; /ca, ci, cu, ce, co/ dan seterusnya. Suku kata tersebut kemudian dirangkai menjadi kata kata bermakna. Kata-kata dimaksud, misalnya: ba – ju. Kegiatan ini dapat dilanjutkan dengan proses perangkaian kata menjadi kelompok kata atau kalimat sederhana. Contoh perangkaian kata menjadi kalimat yaitu ba – ca bu – ku.


D.     Metode Kata atau Metode Kata Lembaga

Metode pengenalan kata dimaksud diuraikan menjadi suku kata, suku kata menjadi huruf- huruf. Selanjutnya, dilakukan proses perangkaian huruf menjadi suku kata dan suku kata menjadi kata. Hasil pengupasan tadi dikembalikan lagi kebentuk asalnya sebagai kata lembaga (kata semula). Contoh : Buku bu – ku  b – u – k – u bu – ku buku

E.     Metode Global

Metode global juga disebut sebagai metode kalimat karena memperkenalkan gambar dan kalimat kemudian menguraikan salah satu kalimat menjadi kata, kata menjadi suku kata, suku kata menjadi huruf-huruf.


F.      Metode SAS (Struktual Analitik Sentetik)

Proses penguraian atau penganalisian dalam pembelajaran membaca permulaan dengan metode SAS meliputi (1) Kalimat menjadi kata kata (2) Kata menjadi suku – suku kata (3) Suku kata menjadi huruf-huruf



 


No comments:

Post a Comment