A. Membaca Permulaan
a. Pengertian Membaca Permulaan
Membaca permulaan merupakan salah satu
upaya untuk memberikan dan menerampilkan anak pada sejumlah pengetahuan dengan
keterampilan khusus dalam rangka mengantarkan anak mencapai kemampuan membaca.
Membaca permulaan merupakan tahapan proses belajar membaca bagi siswa sekolah dasar kelas
awal. Siswa belajar untuk memperoleh kemampuan dan menguasai
teknik-teknik membaca dan menangkap isi bacaan dengan baik. Tujuan untuk
pengajaran membaca permulaan pada anak adalah untuk membangkitkan, membina dan
memupuk minat anak dalam membaca. Kemampuan membaca permulaan merupakan salah
satu penentu keberhasilan dalam kegiatan belajar siswa. Oleh karena itu, guru
diharapkan dapat membantu siswa untuk membantu siswa untuk memiliki kemampuan
membaca dan menulis di kelas awal.
b. Kemampuan Dasar Membaca Permulaan
Untuk siswa sekolah dasar, ada beberapa
kemampuan keterampilan dasar literasi yang baru belajar membaca yaitu:
A. Pengenalan huruf
Pengenalan huruf pada siswa adalah satu kemampuan dasar literasi, siswa harus tahu bahwa huruf berbeda antara satu sama lain dan mereka harus mampu menyebutkannya serta membunyikannya. Dalam kesempatan ini, siswa diperkenalkan tentang pengenalan huruf dan pengenalan bagaimana membentuknya. Pada kegiatan ini siswa menemukan huruf tertentu. Contoh siswa diajak menemukan huruf ‘a’ kemudian menggunting dan menempelkan gambar sesuai dengan instruksi. Kegiatan ini secara tidak langsung siswa sedang belajar mengenal huruf.
B.
Pengetahuan bunyi
Kemampuan siswa dalam membedakan bunyi sangat penting untuk menunjang
kemampuan menulisnya. Siswa perlu memiliki pengetahuan bahwa kata terbentuk
dari bunyi yang berbeda. Bermain dengan kartu huruf dapat membantu siswa untuk
mengembangkan pengetahuan ini. Berdasarkan kata yang ada di buku besar (Big book) yang digunakan, guru dapat mengambil satu
kata dan membuat kartu hurufnya. Siswa dapat bermain kata dengan mengubah huruf
depannya. Misalnya huruf ‘b’ pada kata ‘buka’ jika diganti dengan huruf ‘s’
akan berubah menjadi kata ‘suka’. Setelah bermain dengan kartu huruf, siswa
bisa menuliskan kata-kata yang sudah dibacanya.
C. Keterampilan bercerita
Guru dapat menggunakan Big Book untuk membaca cerita sederhana sambil menunjuk gambar.
Guru membaca satu kata atau kalimat sederhana, menunjuknya dan siswa
mengulangnya. Kata - kata yang ada di dalam Big
Book dapat dibahas melalui kartu
kata atau permainan lainnya. Contoh : Di
hutan ada binatang. Setelah siswa mengenal kata siswa perlu tahu bahwa suatu
kata dapat menjadi suku kata. Siswa mengambil satu kartu kata, kemudian siswa
diajak untuk bertepuk tangan sebanyak suku kata yang dimiliki oleh kata.
![]() |
D.
Ketertarikan terhadap
buku atau tulisan
Ketertarikan terhadap buku akan
memberikan motivasi dan semangat siswa dalam belajar untuk menghasilkan karya yang menarik.
Ketertarikan siswa terhadap
buku atau tulisan
membuat siswa lebih berkonsentrasi terhadap cerita pada suatu bacaan.
Salah satu yang dapat digunakan untuk menarik minat membaca siswa yaitu
menggunakan media Big Book.
E.
Penguasaan kosa kata
Semakin banyak teks yang dibaca, semakin banyak pula kosakata yang dikuasai siswa. Membacakan buku dengan cerita yang beragam, jenis teks yang berbeda, serta topik yang beragam akan memperkaya pengetahuan siswa tentang kosakata.
c. Metode Pembelajaran Membaca
Permulaan
A. Metode Eja
Pembelajaran membaca dan menulis
permulaan dengan metode ini memulai pengajarannya dengan memperkenalkan
huruf-huruf secara alfabetis. Sebagai contoh A/a, B/b, C/c, D/d, E/e, F/f, dan
seterusnya, dilafalkan sebagai [a], [be], [ce], [de], [ef], dan seterusnya.
Setelah melalui tahapan ini, para siswa diajak untuk berkenalan dengan suku
kata dengan cara merangkaikan beberapa huruf yang sudah dikenalnya. Misalnya: b, a, d, u menjadi
b-a ba (dibaca atau dieja
/be-a/ [ba ]) d-u [du] (dibaca atau dieja /de-u/ [du]) ba-du dilafalkan
/badu.
B.
Metode Bunyi
Metode
bunyi merupakan bagian
dari metode eja, hanya saja dalam pelaksanaannya metode bunyi melalui proses latihan dan tubian. Contoh metode
bunyi: huruf /b/ dilafalkan [eb]/d/ dilafalkan [ed] /e/ dilafalkan [e]
dilafalkan dengan e pepet seperti pelafalan /g/ dilafalkan [eg] pada kata
benar, keras, pedas, lemah /p/ dilafalkan [ep]. Dengan demikian. Kata nani
dieja menjadi: /en-a/ [na]/en-i/ [ni] dibaca [na-ni].
C.
Metode Suku Kata (Silabel)
Proses pembelajaran membaca permulaan
dengan metode ini diawali dengan pengenalan suku kata, seperti: /ba, bi, bu, be, bo/; /ca, ci, cu, ce, co/ dan seterusnya. Suku
kata tersebut kemudian dirangkai menjadi kata kata bermakna. Kata-kata
dimaksud, misalnya: ba – ju. Kegiatan
ini dapat dilanjutkan dengan proses perangkaian kata menjadi kelompok kata atau
kalimat sederhana. Contoh perangkaian kata menjadi kalimat yaitu ba – ca bu –
ku.
D.
Metode Kata atau Metode Kata Lembaga
Metode pengenalan kata dimaksud
diuraikan menjadi suku kata, suku kata menjadi huruf- huruf. Selanjutnya, dilakukan proses perangkaian huruf menjadi suku kata dan suku kata menjadi
kata. Hasil pengupasan tadi dikembalikan lagi kebentuk asalnya sebagai kata
lembaga (kata semula). Contoh : Buku bu
– ku b
– u – k – u bu –
ku buku
E.
Metode Global
Metode
global juga disebut
sebagai metode kalimat
karena memperkenalkan gambar dan
kalimat kemudian menguraikan salah satu kalimat
menjadi kata, kata menjadi suku kata, suku kata menjadi huruf-huruf.
F.
Metode SAS (Struktual Analitik
Sentetik)
Proses penguraian atau penganalisian
dalam pembelajaran membaca permulaan dengan metode SAS meliputi (1) Kalimat
menjadi kata kata (2) Kata menjadi suku – suku kata (3) Suku kata menjadi
huruf-huruf
No comments:
Post a Comment