Showing posts with label Berita Terkini. Show all posts
Showing posts with label Berita Terkini. Show all posts

Monday, January 29, 2024

Eps. 7 PAK BUDI DAN KELAS YANG KOTOR

 


Di sekolah yang terletak di tepi desa, seorang guru bernama Pak Budi menghadapi tantangan besar: kelasnya selalu tampak kotor dan berantakan. Bagi Pak Budi, menjaga kebersihan dan keteraturan kelas adalah suatu nilai yang penting untuk diajarkan kepada siswanya. Ia merasa perlu untuk membiasakan siswa-siswanya, terutama yang malas membersihkan kelas, agar dapat menjaga kebersihan lingkungan belajarnya.

Thursday, January 25, 2024

Eps. 6 PERCAYA DIRI

 


Di sebuah sekolah kecil di pinggiran kota, hidup seorang guru yang bernama Ibu Rini. Ibu Rini adalah seorang pendidik yang penuh dedikasi, selalu berusaha keras untuk memahami setiap permasalahan yang dihadapi oleh murid-muridnya. Suatu hari, Ibu Rini mendapati bahwa salah satu siswanya, Anisa, tampak murung dan selalu menundukkan kepala saat berada di kelas. Ibu Rini merasa perlu untuk mendalami lebih jauh permasalahan yang dialami oleh Anisa.

Pertama-tama, Ibu Rini mencoba mendekati Anisa dengan cara bertanya secara personal tentang kehidupannya di luar sekolah. Dengan lembut, Ibu Rini menanyakan tentang kegiatan yang disukai Anisa dan apa yang membuatnya bahagia. Meski awalnya Anisa enggan berbicara, namun Ibu Rini terus bersikap sabar dan mendengarkan dengan penuh perhatian.

Melihat bahwa Anisa masih enggan berbagi, Ibu Rini memutuskan untuk menerapkan teknik coaching. Ia mengajak Anisa untuk membuat jurnal kecil di mana Anisa dapat menuliskan perasaan, impian, dan kekhawatiran yang dimilikinya. Setiap hari, Anisa diminta untuk merefleksikan dirinya sendiri melalui tulisan-tulisannya. Ibu Rini berharap bahwa dengan cara ini, Anisa dapat lebih mudah mengidentifikasi akar permasalahannya.

Setelah beberapa minggu, Ibu Rini menyadari bahwa Anisa memiliki masalah dengan rasa percaya diri. Anisa sering merasa minder dan tidak yakin dengan kemampuannya. Ibu Rini tidak langsung memberikan solusi, melainkan terus memberikan dukungan dan penguatan positif pada Anisa. Setiap kali Anisa merasa tidak percaya diri, Ibu Rini memberikan kata-kata penyemangat dan menunjukkan potensi positif yang dimiliki oleh Anisa.

Selanjutnya, Ibu Rini mencoba mengajak Anisa untuk menghadiri kelompok diskusi kecil yang bertujuan untuk meningkatkan kepercayaan diri. Di dalam kelompok tersebut, Anisa bertemu dengan teman-teman sebaya yang juga memiliki permasalahan serupa. Mereka saling berbagi pengalaman dan memberikan dukungan satu sama lain. Anisa merasa semakin termotivasi dan yakin bahwa ia tidak sendirian menghadapi permasalahannya.

Ibu Rini juga melibatkan orang tua Anisa dalam proses pembelajaran ini. Ia mengadakan pertemuan dengan orang tua Anisa untuk berdiskusi tentang langkah-langkah yang dapat diambil bersama-sama untuk membantu Anisa mengatasi masalahnya. Orang tua Anisa merespons dengan baik dan bersedia terlibat aktif dalam mendukung perjalanan anaknya.

Tidak hanya itu, Ibu Rini juga memasukkan kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler yang dapat membantu Anisa membangun kepercayaan diri. Ia mengajak Anisa untuk terlibat dalam berbagai kegiatan seni, olahraga, dan proyek kolaboratif di sekolah. Dengan melibatkan Anisa dalam kegiatan positif, Ibu Rini bertujuan untuk membantu Anisa menemukan keahlian dan minatnya sendiri.

Proses pembelajaran ini tidak hanya mengubah kehidupan Anisa, tetapi juga memberikan dampak positif pada seluruh kelas. Ibu Rini melibatkan seluruh siswa dalam kegiatan pembelajaran yang mendorong kolaborasi, empati, dan rasa saling menghargai. Melalui perjalanan ini, Anisa tumbuh menjadi pribadi yang percaya diri dan mampu menghadapi setiap tantangan dengan kepala tegak.

Akhirnya, Ibu Rini merasa bangga melihat perubahan yang signifikan pada Anisa. Ia menyadari bahwa dengan kesabaran, empati, dan pendekatan yang tepat, seorang guru dapat menjadi agen perubahan positif dalam kehidupan siswanya. Ibu Rini bersyukur memiliki kesempatan untuk membantu Anisa menemukan kepercayaan diri dan menginspirasi siswa-siswanya untuk tumbuh menjadi pribadi yang kuat dan percaya diri.

Thursday, January 18, 2024

Eps. 4 ADA APA DENGAN BAPAK RIZAL

 


Di sebuah sekolah yang damai, terdapat seorang guru bernama Bapak Rizal. Meskipun memiliki pengetahuan yang cukup, namun Bapak Rizal lebih memilih untuk malas mengajar. Setiap hari, ia lebih suka menghabiskan waktu di kantin sekolah atau menonton YouTube daripada memberikan pelajaran kepada siswanya. Kepala sekolah sudah berkali-kali melihatnya, namun Bapak Rizal selalu pura-pura sibuk saat kepala sekolah berpapasan dengannya.

Monday, January 15, 2024

Eps. 3 PAK BUDIMAN, ANTON, DAN BANGUN RUANG PRISMA

 


Pak Budiman adalah seorang guru matematika yang tekun dan berdedikasi. Dia senantiasa berusaha memberikan pemahaman yang terbaik kepada murid-muridnya. Namun, tantangan muncul ketika salah satu muridnya, Anton, kesulitan memahami konsep volume bangun ruang prisma. Pak Budiman merasa tertantang untuk menemukan strategi pembelajaran yang sesuai agar Anton bisa menguasai materi tersebut.

Thursday, January 11, 2024

Eps. 2 KESABARAN IBU DIAN

 


Kepala Sekolah, Ibu Dian, duduk di ruang kerjanya dengan pandangan khawatir. Masalah yang dihadapinya bukanlah perkara sepele. Guru senior di sekolahnya, Pak Arif, enggan mengubah metode pengajaran meskipun hasil belajar siswa terus menurun. Ibu Dian sudah beberapa kali mencoba memberikan saran dan mengingatkan Pak Arif agar menyesuaikan cara mengajar dengan perkembangan zaman, tetapi guru tersebut bersikeras bahwa metodenya adalah yang terbaik.

Monday, January 8, 2024

Eps. 1 BU GURU RAHMA PAHLAWAN MEMBACA

 


Di sebuah desa kecil yang jauh dari hiruk-pikuk perkotaan, hiduplah seorang guru bersemangat bernama Ibu Rahma. Ibu Rahma selalu berusaha memberikan yang terbaik bagi murid-muridnya di sekolah desa tersebut. Suatu hari, setelah melihat hasil ujian, Ibu Rahma merasa tertegun. Rata-rata hasil belajar murid-muridnya rendah, terutama dalam mata pelajaran membaca.

Monday, April 24, 2023

Hari Kerja dan Jam Kerja ASN Terbaru (Perpres 21 Tahun 2023)

Berdasarkan Peraturan Presiden RI Nomor 21 Tahun 2023 dikatakan bahwa untuk meningkatkan produktivitas kerja Pegawai Aparatur Sipil Negara dan untuk memberikan kepastian hukum terhadap fleksibilitas kerja Pegawai Aparatur Sipil Negara serta dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan publik, perlu dilakukan penyesuaian hari kerja dan jam kerja Instansi Pemerintah dan Pegawai Aparatur Sipil Negara;

Selanjutnya, ketentuan mengenai hari kerja dan jam kerja Pegawai Aparatur Sipil Negara sebagaimana diatur dalam Keputusan Presiden Nomor 58 Tahun 1964 tentang  jam kerja pada Kantor-Kantor Pemerintah Republik Indonesia, Keputusan Presiden Nomor 24 Tahun 1972 tentang Jam Kerja Dalam Daerah Khusus Kota
Jakarta Raya, dan Keputusan Presiden Nomor 68 Tahun 1995 tentang Hari Kerja di Lingkungan lembaga Pemerintah sudah tidak sesuai dengan perkembangan hukum dan dinamika pelaksanaan tugas kedinasan di lingkungan lnstansi Pemerintah, sehingga perlu diganti;

Ketentuan mengenai Hari Kerja Instansi Pemerintah, hari kerja Pegawai ASN, jam kerja Instansi Pemerintah, dan jam kerja Pegawai ASN dalam Peraturan Presiden ini berlaku
bagi:
a. Instansi Pusat; dan
b. lnstansi Daerah.

Menurut Pasal 3 pada Perpres tersebut dikatakan bahwa :
(1) Hari Kerja Instansi Pemerintah sebanyak 5 (lima) hari kerja dalam 1 (satu) minggu.
(2) Hari Kerja Instansi Pemerintah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yaitu hari Senin, Selasa, Rabu, Kamis, dan Jumat.

Menurut Pasal 4 pada perpres tersebut dikatakan bahwa :
(1) Jam Kerja lnstansi Pemerintah dan Jam Kerja Pegawai ASN sebanyak 37 (tiga puluh tujuh)jam 30 (tiga puluh) menit dalam 1 (satu) minggu tidak termasuk jam istirahat.
(2) Jam Kerja Instansi Pemerintah dan Jam Kerja Pegawai ASN di bulan Ramadan sebanyak 32 (tiga puluh dua) jam 30 (tiga puluh) menit dalam 1 (satu) minggu tidak termasuk jam istirahat. 
(3) Jam Kerja Instansi Pemerintah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dimulai pukul 07.30 zorLa waktu setempat.
(4) Jam Kerja lnstansi Pemerintah di bulan Ramadan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dimulai pukul 08.00 zona waktu setempat.


Rincian Hari Kerja Instansi Pemerintah, Jam Kerja Instansi Pemerintah, dan Jam Kerja Pegawai ASN serta jam istirahat instansi Pemerintah dan Pegawai ASN ditetapkan oleh PPK atau pimpinan instansi.

Hari kerja dan jam kerja bagi Tentara Nasional Indonesia dan Prajurit Tentara Nasional Indonesia serta Pegawai ASN di lingkungan kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pertahanan yang ditugaskan di lingkungan Tentara Nasional Indonesia ditetapkan oleh Panglima Tentara
Nasional Indonesia.

Republik Indonesia dan Anggota Kepolisian Negara, Pegawai ASN di lingkungan Kepolisian Negara Republik Indonesia ditetapkan oleh Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia. Prajurit Tentara Nasional Indonesia dan Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia yang ditugaskan di luar struktur Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia, hari kerja dan jam kerjanya mengikuti hari kerja dan jam kerja yang berlaku pada tempat ditugaskan.


Ketentuan mengenai hari kerja dan jam kerja bagi perwakiian Republik Indonesia di luar negeri dan Pegawai ASN di lingkungan perwakilan Republik Indonesia di luar negeri diatur dengan peraturan menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang luar negeri.

Selengkapnya bisa di download di sini : https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/247257/perpres-no-21-tahun-2023 

Saturday, April 22, 2023

MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING


A.    Model Pembelajaran Discovery

 a.        Pengertian Model Pembelajaran Discovery

Penemuan (discovery) merupakan suatu model yang dikembangkan berdasarkan pandangan konstruktivisme. Dalam pembelajaran discovery kegiatan atau pembelajaran dirancang sedemikian rupa sehingga siswa dapat menemukan konsep-konsep dan prinsip-prinsip melalui proses mentalnya sendiri. Dalam menemukan konsep siswa melakukan penagamatan, menggolongkan, membuat dugaan, menjelaskan, menarik kesimpulan. Discovery adalah proses mental dimana siswa mampu mengasimilasikan suatu konsep atau prinsip.

Model pembelajaran discovery adalah teori belajar yang didefinisikan sebagai proses pembelajaran yang terjadi apabila materi pembelajaran tidak disajikan dengan dalam bentuk finalnya, tetapi diharapkan peserta didik itu sendiri yang mengorganisasi sendiri (Kurniasih & Sani, 2014:64). Sedangkan menurut Budiningsih, (2005:43) pengertian model pembelajaran discovery diartikan pula sebagai cara belajar memahami konsep, arti, dan hubungan, melalui proses intuitif untuk akhirnya sampai kepada suatu kesimpulan. Hosnan (2014:282) mengatakan bahwa model discovery learning suatu model untuk mengembangkan cara belajar aktif dengan menemukan sendiri, menyelidiki sendiri maka hasil yang diperoleh akan tahan lama dalam ingatan. Sehingga dapat disimpulkan model pembelajaran discovery learning adalah model pembelajaran yang dirancang agar siswa menemukan dan mengorganisasikan sendiri konsep, teori atau pemahaman melalui contoh-contoh yang dijumpainya.

b.        Latar Belakang Munculnya Model Discovery Learning

Belajar discovery (belajar penemuan) merupakan pendekatan Bruner dimana siswa belajar dengan caranya sendiri untuk menemukan prinsip-prinsip dasar. Di dalam proses belajar, Bruner mementingkan partisipasi aktif dari setiap siswa dan mengenal dengan baik adanya perbedaan kemampuan. Untuk menunjang proses belajar tersebut diperlukan model pembelajaran discovery learning sehingga siswa dapat melakukan eksplorasi, penemuan-penemuan baru yang belum dikenal atau pengertian yang sudah diketahui.

Menurut Bruner (dalam Budiningsih, 2005:41) perkembangan kognitif seseorang terjadi melalui tiga tahap, yaitu : tahap enaktif, tahap ikonik dan tahap simbolik.

1.        Tahap enaktif (2-7 tahun), pertumbuhan intelektual seseorang ditandai oleh aktivitas atau tindakan. Dalam tahap ini, anak belajar untuk mengalami dunia melalui kontak langsung dengan lingkungan sekitarnya. Artinya, dalam memahami dunia sekitarnya anak menggunakan pengetahuan motorik. Misalnya melalui gigitan, sentuhan, pegangan. Pada tahap ini anak mulai dapat memahami beberapa aspek realita atau kejadian tanpa menggunakan imajinasinya atau kata-kata.

2.        Tahap ikonik (7-12 tahun), seseorang memahami objek-objek atau dunianya melalui gambar-gambar dan visualisasi herbal dan anak menggunakan semacam ikon atau gambaran mental tentang objek untuk mendapatkan pengetahuan dan untuk meningkatkan pemahamannya. Maksudnya, dalam memahami dunia sekitarnya anak belajar melalui bentuk perumpamaan dan perbandingan. Pada tahap ini ketika materi pembelajaran yang bersifat abstrak, dipelajari oleh siswa dengan menggunakan ikon, gambar, atau diagram yang menggambarkan kegiatan nyata dengan benda-benda konkret. Dengan demikian, topik pembelajaran yang bersifat abstrak akan diwujudkan dalam bentuk benda-benda nyata yang dapat diamati oleh siswa. (Thobroni dan Mustofa, 2012:100)

3.        Tahap simbolik (lebih dari 12 tahun), seseorang telah mampu memiliki ide- ide atau gagasan-gagasan abstrak yang sangat dipengaruhi oleh kemampuannya dalam berbahasa dan logika. Dalam memahami dunia sekitarnya anak belajar melalui simbol-simbol bahasa, logika, matematika dan sebagainya. Komunikasinya dilakukan dengan menggunakan banyak sistem simbol. Semakin matang seseorang dalam proses berpikirnya, semakin dominan sistem simbolnya. Meskipun begitu tidak berarti ia tidak lagi menggunakan sistem enaktif dan ikonik. Penggunaan media dalam kegiatan pembelajaran merupakan salah satu bukti masih diperlukannya sistem enaktif dan ikonik dalam proses belajar.

c.         Langkah-langkah Model Discovery Laerning


Fase-fase penerapan model pembelajaran penemuan (Discovery Based Learning atau Discovery Learning) adalah sebagai berikut:

Fase 1 Stimulation (pemberian stimulus)

Guru memberikan sesuatu rangsangan kepada siswa yang menimbulkan kebingungannya dan timbul keinginan untuk menyelidiki sendiri. Bentuk rangsangan dapat berupa pertanyaan, gambar, benda, cerita, fenomena, dan aktivitas belajar lainnya yang mengarah pada persiapan menemukan suatu konsep.

Fase 2 Problem statement (pernyataan/ identifikasi masalah)

Guru mengajak siswa untuk mengidentifikasi masalah yang relevan dengan bahan disajikan untuk stimulus. Dari masalah tersebut, dirumuskan jawaban sebagai dugaan sementara (hipotesis).

Fase 3 Data collection (pengumpulan data)

Siswa mengumpulkan informasi yang relevan untuk membuktikan kebenaran hipotesis atau menemukan suatu konsep. Data dapat diperoleh melalui membaca literatur, mengamati objek, wawancara dengan nara sumber, melakukan uji coba sendiri dan sebagainya.

Fase 4 Data processing (pengolahan data)

Siswa mengolah data yang telah dikumpulkan. Pengolahan data dalam rangka mengarahkan kepada konsep yang akan dicapai.

Fase 5 Verification (memverifikasi)

Siswa melakukan pemeriksaan kebenaran hipotesis terkait dengan hasil pengolahan data processing.

Fase 6 Generalization (penarikan kesimpulan/ generalisasi)

Siswa diajak untuk melakukan generalisasi konsep yang sudah dibuktikan untuk kondisi umum.

d.         Keunggulan dan Kelemahan Model Discovery Learning

     Berikut kelebihan atau keunggulan pengetahuan yang diperoleh dengan belajar discovery atau penemuan menunjukkan adalah sebagai berikut:

1.        Pengetahuan itu akan bertahan lebih lama atau lama dapat diingat, mudah diingat, bila dibandingkan dengan pengetahuan yang dipelajari dengan cara-cara yang lain.

2.        Sebagian itu belajar penemuan memiliki hasil belajar yang mempunyai efek transfer yang lebih baik dari hasil belajar lainnya. Artinya konsep-konsep yang ditemukan menjadi milik kognitif seseorang lebih mudah diterapkan pada situasi baru atau pada saat dibutuhkan.

3.        Disisi lainnya secara menyeluruh belajar penemuan dapat meningkatkan penalaran belajar suatu topik, meningkatkan kemampuan untuk berpikir secara bebas dan sistimatis. Khususnya lagi belajar penemuan mampu melatih keterampilan kognitif pelajar untuk menemukan dan memecahkan masalah tanpa pertolongan orang lain.

Sedangkan kelemahan dari model pembelajaran Discovery sebagai berikut:

1.        Dari sekian bidang studi yang ada, tidak semua bidang studi atau sub judul bidang studi dapat dilakukan dengan teori belajar penemuan.

2.        Tidak semua peserta didik mampu diajak kerja sama melakukan proses

berpikir sebagaimana yang diharapkan.

3.        Sulitnya teori ini diterapkan pada budaya masyarakat yang berlainan antara satu daerah dengan daerah yang lain.

4.        Teori ini relatif sulit karena akan memakan waktu yang relatif lama, dikarenakan siswa kurang terbiasa untuk melakukan proses berpikir individu juga kelompok.

B.     Kompetensi Peserta Didik

Ada banyak literature yang memberi ulasan tentang keterampilan abad 21. Pada intinya semua ahli akan menjadikan dasar ciri-ciri abad 21 untuk mengambil dan memutuskan bentuk keterampilan yang harus dimiliki. Wagner (2010) menyampaikan tentang The Seven Survival Skills for Careers, College, and Citizenship yang terdiri dari (1) kemampuan berpikir kritis dan pemecahan masalah, (2) kolaborasi dan kepemimpinan, (3) ketangkasan dan kemampuan beradaptasi, (4) inisiatif dan berjiwa entrepeneur, (5) mampu berkomunikasi efektif baik secara oral maupun tertulis, (6) mampu mengakses dan menganalisis informasi, dan (7) memiliki rasa ingin tahu dan imajinasi. Tujuannya agar peserta didik kita dapat menghadai kehidupan yang komplek ini, bermanfaat bagi dunia kerja, dan tanggungjawab sebagai warga negara.

Menurut Binkley, M. at.al (2010), dari The University Of Melbourne, menyampaikan sepuluh keterampilan yang identifikasi menjadi empat kelompok sebagai berikut: Cara berpikir meliputi (1). Kreativitas dan inovasi, 2). Pemikiran kritis, pemecahan masalah, pengambilan keputusan, 3). Pembelajaran untuk belajar, metakognisi); Cara kerja: (4). komunikasi, 5). kolaborasi (kerja sama tim)); Alat untuk bekerja meliputi: (6). Melek informasi, 7). ICT literacy), Hidup di dunia meliputi: (8). Kewarganegaraan - lokal dan global, 9). Hidup dan karir, 10). Tanggung jawab pribadi & sosial - termasuk kesadaran dan kompetensi budaya). US-based Seminar Nasional Edusainstek Partnership for 21st Century Skills (P21), mengidentifikasi kompetensi yang diperlukan di abad ke-21 yaitu “The 4Cs”- communication, collaboration, critical thinking, dan creativity.

            Dalam tugas ini, kompetensi yang dipilih adalah collaboration dan critical thinking. Hal ini sesusai dengan sintaks dari model pembelajaran Discovery Learning dimana inti dari kegiatan tersebut adalah siswa berkolaborasi dan berpikirkritis untuk menemukan suatu sesuatu.

C.    Implementasi Model Pembelajaran Discovery Learning

Sintaks DL

Kegiatan pembelajaran

Siswa

Kompetensi

PemberianRangs angan(Stimulasi)

Kegiatan awal

1.          Guru mempersiapkan perlengkapan dan media yang digunakan selama proses pembelajaran, seperti: laptop, proyektor, lembar kerja siswa, dan alat tulis.

2.          Guru memeriksa memeriksa kesiapan siswa.

3.          Guru membuka pelajaran dengan melakukan doa bersama, dan menngucapkan salam.

4.          Guru melakukan apersepsi tentang materi pelajaran yang akan disampaikan melalui penggunaanmedia PowerPoint.

 

Klasikal

 

 

 

Klasikal Klasikal

 

Klasikal

 

PernyataanMasal ah (Problem steatment)

Kagiataninti

1.          Guru membagi siswa menjadi 7 kelompok.

2.          Guru       membagikan        lembar               kerja siswauntuk setiap kelompok.

3.          Guru    mengajak    siswa    di            lingkungan sekolah untuk mencari sumber yang tepat.

Kelompok Kelompok Kelompok

Kolaborasi

Pengumpulan data (Data collection)

4.     Guru menyuruh siswa untuk menuliskan hasil temuan di lapangan.

Kelompok

Berpikir Kritis

Pengolahan data (Data prossesing)

5.          Guru menyuruh siswa untuk menganalisis, dan mengelompokkan data temuannya sesuai dengan masalah.

6.          Guru menyuruh siswa memeriksa kembali hasil yang didapat selama berada di lingkungan sekolah.

Kelompok Kelompok

Pembuktian (Verification)

7.          Guru menyuruh siswa mencocokkan hasil temuannya dengan hipotesis yang dibuat, mengkonsultasikan hasilnya dengan guru.

8.          Guru mengarahkan setiap siswa membagi temuannya kepada kelompok lainnya untuk saling memberi masukan.

Kelompok Kelompok

 

PenarikanKesimp ulan

(Generalization)

9.     Guru menyuruh masing-masing kelompok mempresentasikan hasil di depan kelas.

Kelompok

 

PenarikanKesimp ulan (Generalization)

Penutup

10.        Guru dan siswa menyimpulkan tentang materi yang dipelajari.

11.        Guru       mengingatkan       siswa               untuk mempelajari materi pelajaran berikutnya.

12.        Guru             menutuppelajaran,                     dan mengucapkansalam

 

Klasikal Klasikal

 

Klasikal

 

 

DAFTAR RUJUKAN

Budiningsih, Asri. 2005. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

 

Hosnan, M. 2014. Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21. Bogor: Ghalia Indonesia.

 

Kardi, Soeparman. 2003. Merancang Pembelajaran Menggunakan Model Inkuiri.

Surabaya: UNS.

 

Kurniasih, Imas dan Sani, Berlin. 2014. Sukses Mengimplementasikan Kurikulum 2013. Jakarta: Kata Pena.

 

Majid, Abdul. 2015. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Rosdakarya.

 

Sumantri, Mulyana dan Johar Permana. 1999. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Depdikbud Dirjen Dikti.

 

Thobroni, Muhammad dan Arif Mustofa. 2012. Belajar dan Pembelajaran.

Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

 

Wina, Sanjaya, 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana.